Kasus mayat dalam koper yang menewaskan seorang guru honorer,Budi Hartanto mulai terbongkar dengan berbagai fakta.
Pihak Polda Jatim mencurigai ada dua orang terduga pelaku yang melakukan pembunuhan dan memutilasi Budi Hartanto.
Polisi menduga pembunuhan ini tidak mungkin dilakukan seorang diri.
Polisi juga menduga pelaku mutilasi berasal dari teman komunitas Budi Hartanto dan juga pelaku mengenal korban secara dekat.
Hubungan kedekatan tersebut karena adanya kesamaan komunitas atau lingkungan sosial.Pelakunya juga tidak sendirian alias lebih dari satu orang.
"Pelaku diperkirakan sangat dekat dan mengenal korban."ucap Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera.
Terduga pelaku berasal dari komunitas korban yang sedang digeluti korban.
Polisi mencurigai dua orang teman korban di luar dari 16 saksi yang sudah diperiksa.
Dua orang itu yang dicurigai sebagai terduga kuat pelaku mutilasi guru honorer Budi Hartanto.
Barung mengatakan saat ini polisi sedang melakukan pengejaran terhadap dua orang tersebut.
Barung menambahkan juga pelaku tidak mungkin melakukan pembunuhan dan pembuangan mayat seorang diri di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang,Udanawu,Blitar.
Kejar terduga pelaku
Kabid Humas Polda Jatim,Kombespol Frans Burung Mangera mengatakan penyidiknya melakukan pengejaran terhadap kedua terduga pelaku pembunuhan di kasus mayat dalam koper.
Pengejaran dilakukan karena penemuan ponsel korban yang sempat aktif setelah jasadnya ditemukan.
Ponsel aktif
Ponsel Budi Hartanto sempat diidentifikasi aktif atau online pada 04.00 WIB di kawasan Kediri,Jawa Timur dimana jasad ditemukan di dalam koper pada Rabu (03/04/2019).
"Kita melihat HP korban di suatu tempat di jam 4 dini hari di wilayah Kediri itu,on terakhir"ucap Frans Barung Mangera.
Barung menuturkan kemungkinan ponsel korban saat insiden pembunuhan terjadi masih dikuasai oleh pelaku.
3 Polres dan 1 Polda Terlibat
Saat ini tiga polres dan satu polda berkolaborasi untuk mengungkap pelaku dan motif perkara pembunuhan kasus mayat dalam koper.
Awalnya penyelidikan dilakukan oleh Polres Blitar Kota karena lokasi penemuan mayat korban.
Kemudian,Polres Kediri Kota bergabung karena korban merupakan warga Kota Kediri.
Untuk memudahkan koordinasi antar yurisdiksi,Polda Jawa Timur selaku motornya.
Polres Kediri belakangan ini juga ikut bergabung dalam penyelidikan tersebut walaupun masih belum diketahui alasan Polres Kediri dilibatkan.
Saat dikonfirmasi,Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Ajun Komisaris Ambuka enggan berkomentar banyak.
Dia hanya mengatakan kalau pihaknya sekedar membantu pengungkapan saja.
Sebelumnya,penyelidikan telah berjalan di masing-masing polres.
Misalnya,Polres Kediri Kota telah memanggil hingga 9 orang saksi untuk di mintai keterangan.
Tetapi Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Kota Ajun Komisaris,Andy Purnomo enggan membeberkan siapa saja saksi itu dan latar belakangnya.
Andi hanya menyampaikan bahwa para saksi tersbut dianggap tahu mengenai peristiwa pembunuhan itu.
Polres Blitar Kota juga terus bergerak.Selain pemeriksaan saksi,juga dilakukan penyisiran lapangan pada Jumat (05/04/2019)untuk mencari keberadaan bagian kepala korban yang masih hilang.
Pencariannya dilakukan di 3 titik sekitar lokasi penemuan awal hingga pada aliran sungai di dekat penemuan mayat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar